Lia Astia A.Natadiredja

Lia Astia A.Natadiredja

Kamis, 24 Oktober 2013

Kanker Rahim

Kanker rahim adalah tumor ganas pada lapisan rahim (endometrium). Kanker rahim biasanya terjadi setelah masa menopause dan sering menyrang wanita yang berusia 50-60 tahun. Kanker rahim dapat menyebar ke berbagai bagian tubuh seperti indung telur, saluran telur dan sistem getah bening.
Penyebab yang pasti dari kanker rahim belum diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini melibatkan peningkatan kadar estrogen. Salah satu fungsi estrogen yang normal adalah merangsang pembentukan lapisan epitel pada rahim.

Penampakkan rahim dan jaringan kanker dari dalam
 
 

Wanita yang menderita kanker rahim tampaknya memiliki faktor resiko tertentu. Faktor resiko adalah faktor yang menyebabkan bertambahnya kemungkinan seseorang untuk menderita suatu penyakit. Beberapa faktor resiko pada kanker rahim antara lain usia, obesitas, diabetes mellitus, hipertensi atau kemandulan.
Gejala dari penyakit kanker rahim antara lain pendarahan rahim yang tidak normal, siklus menstruasi yang tidak normal, nyeri perut bagian bawah atau kram panggul, nyeri atau kesulitan ketika baung air kecil dan nyeri ketika berhubungan seksual.
Setiap wanita sebaiknya menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear secara rutin untuk menemukan tanda-tanda pertumbuhan yang tidak normal. Wanita yang memiliki faktor resiko kanker rahim sebaiknya lebih sering menjalani pemeriksaan panggul, pap smear dan biopsi endometrium.


Mengenali Faktor Resiko dan Gejala-Gejala Kanker Rahim

 

Seperti jenis kanker yang lain, penyebab kanker rahim belum dapat diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor resiko yang memungkinkan seorang wanita terserang penyakit ini, antara lain:
  • Wanita di atas usia 50 tahun.
  • Melakukan hubungan seks di bawah usia 20 tahun.
  • Penderita Endometrial hyperplasia. Endometrial hyperplasia merupakan suatu peningkatan dalam jumlah sel-sel lapisan rahim/uterus. Itu bukan kanker. Namun, terkadang itu dapat berkembang menjadi kanker. Periode-periode menstruasi yang berat, perdarahan diantara periode-periode dan setelah menopause adalah gejala-gejala umum dari hyperplasia.
  • Terapi sulih hormon/HRT (Hormone replacement therapy).
    Terapi ini, digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause, mencegah osteoporosis/pengeroposan tulang, dan mencegah resiko penyakit jantung dan stroke. Wanita  yang menggunakan hormon estrogen tanpa progesteron mempunyai suatu peningkatan resiko kanker kandungan, terutama bagi yang menggunakannya dengan dosis tinggi dalam jangka panjang.
  • Kelebihan berat badan.
    Sebagian estrogen dalam tubuh dibuat di dalam jaringan lemak sehingga wanita yang gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Tingginya kadar estrogen merupakan penyebab meningkatnya resiko kanker rahim pada wanita obesitas.
  • Pemakaian tamoksifen.
    Tamoksifen biasanya digunakan untuk mencegah atau mengatasi kanker payudara. Wanita yang menggunakan obat ini, mempunyai resiko yang lebih besar untuk terserang kanker rahim. Tamoksifen memiliki efek antiestrogen pada sel kanker payudara tetapi berefek estrogenik pada rahim sehingga penggunaan obat ini, menjadi salah satu faktor resiko bagi seorang wanita terserang kanker rahim.
  • Kanker rahim lebih sering ditemukan pada wanita berkulit putih.
  • Menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun.
  • Menopause setelah usia 50 tahun.
  • Tidak memiliki anak atau tidak bisa hamil (mandul).
  • Adanya polip pada endometrium.
Sedangkan gejala-gejala kanker rahim yang sering ditemui sebelum terserang adalah perdarahan di luar masa haid yang berlebihan, siklus menstruasi yang abnormal, nyeri perut bagian bawah atau kram panggul, keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause), nyeri atau kesulitan saat berkemih, juga timbulnya nyeri ketika melakukan hubungan seksual.

Pencegahan Kanker Rahim

Langkah terbaik yang bisa dilakukan agar tidak terserang kanker rahim adalah dengan melakukan langkah-langkah pencegahan berikut ini:
  • Jangan terlalu sering mencuci vagina dengan antiseptik.
  • Jangan menaburkan bedak pada vagina.
  • Jauhi rokok dan orang yang merokok.
  • Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak secara berlebihan.
  • Menghindari makanan yang mengandung karsinogen (zat pemicu kanker) seperti yang banyak mengandung pengawet.
  • Konsumsi makanan/minuman/buah yang mengandung betakaroten dan antioksidan.
  • Tidak melakukan hubungan seks di bawah usia 20 tahun.
    Hubungan seks idealnya dilakukan ketika sel-sel mukosa sudah matang. Pada usia muda, sel"“sel mukosa umumnya belum matang sehingga rentan terhadap rangsangan dari luar, termasuk zat-zat kimia yang di bawa oleh sperma. Akibatnya, sel mukosa dapat berubah sifat menjadi kanker.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Memeriksakan diri ke dokter secara teratur.
Jika langkah-langkah pencegahan di atas sudah dilakukan, kemungkinan besar hal-hal yang dapat menjadi pemicu dapat dihindari dan tubuh akan mampu mencegah munculnya radikal bebas dalam tubuh.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar